zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Investasi Emas


Ketika berbicara tentang emas, yang terbersit dalam pikiran kita adalah kilauan perhiasan yang terbuat dari logam mulia berwarna kuning. Manusia memang sudah mengenal emas sebagai alat estetika sejak zaman prasejarah. Seiring dengan modernisasi, emas tidak hanya digunakan sebagai perhiasan. Sejarah pernah mencatat jatuh bangun negara-negara yang menggunakan emas sebagai aktiva dasar (underlying asset) mata uang ketika mereka memberlakukan sistem moneter standar emas. Dimana jumlah uang beredar di sebuah negara harus setara dengan cadangan emas. Dengan demikian, sewaktu-waktu emas dapat ditukarkan dengan uang tunai. Namun, standar emas mulai ditinggalkan pada 1971. Selain itu, kini emas juga digunakan sebagai salah satu instrumen investasi. 

Banyak orang membeli emas bukan untuk mengejar return on capital, tetapi return of capital. Maksudnya, emas tidak menjanjikan return tinggi tetapi menjaga nilai uang. Karena harga emas meningkat seiring dengan laju inflasi. Karena itulah emas mendapat tempat dalam dunia investasi, khususnya sebagai polis asuransi untuk menurunkan risiko investasi secara keseluruhan dan memberikan bantalan ketika instrumen investasi lain jatuh. Itu juga yang menyebabkan permintaan emas akan meningkat ketika kondisi ekonomi kurang bagus atau ketika kepercayaan terhadap pemerintah menurun.

Peran terbaik emas adalah sebagai sarana diversifikasi. Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau biasa disebut dengan alokasi aset (asset allocation). Alokasi aset ini lebih fokus terhadap penempatan dana di berbagai instrumen investasi. Tidak hanya fokus terhadap pilihan saham dalam portofolio investasi. Perbedaan performa lebih dikarenakan oleh alokasi aset (asset allocation) bukannya pilihan investasi (investment selection). AS dan beberapa negara di Eropa telah membuktikan bahwa investor mampu menurunkan risiko sistematik dan meningkatkan hasil secara keseluruhan jika mereka memasukkan emas dalam portofolio investasi. Oleh karena itu, beberapa perencana keuangan merekomendasikan penempatan 5% dari kekayaannya di emas dalam kondisi normal. Namun, dalam kondisi pasar keuangan tertekan, porsi emas dalam portofolio investasi bisa dinaikkan menjadi 20%.

Secara fundamental emas bukan sarana investasi yang bagus. Emas bukan aktiva yang bisa dianalisa untuk ditentukan nilainya di masa depan. Berbeda dengan saham yang berpotensi memberikan dividen sehingga bisa dihitung nilai intrinsiknya. Emas memang memberikan potensi kenaikan harga, tetapi potensi tersebut sulit dihitung karena tidak ada basis penilaiannya. Orang membeli emas tanpa patokan nilai instrinsik seperti saham atau obligasi. Nilai emas adalah sebesar kesediaan orang untuk membelinya. Harga emas naik karena orang mau membelinya dan orang mau membeli karena harganya naik.

Setidaknya dalam 10 tahun terakhir, emas tampak menjadi sarana spekulasi yang bagus. Terlihat dari kenaikan harga emas selama periode beberapa tahun terakhir. Akhir 2001, harga emas di pasaran internasional adalah USD271,04 per troy ounce, dan meningkat menjadi berada dalam kisaran USD1.600  per troy ounce pada bulan April 2012 ini. Lonjakan tersebut antara lain terjadi karena kondisi pasar keuangan sempat tertekan akibat krisis keuangan 2008 sehingga banyak pemodal mengalihkan dananya ke investasi emas. Karena emas diperdagangkan dengan denominasi USD, maka melemahnya USD akan membuat harga emas meningkat.

***

Investasi emas tersedia dalam beberapa pilihan. Antara lain, yang paling familiar adalah emas perhiasan, emas batangan, dan koin emas. Tetapi ternyata investasi emas tidak hanya berupa emas fisik seperti contoh yang disebutkan tadi. Ada juga investasi emas berupa sertifikat emas, efek, dan investasi emas di pasar berjangka.

1. Emas Fisik

Investasi emas secara fisik berisiko rawan pencurian dan kurang praktis. Sebagai alternatif, kita bisa membeli menyimpan emas di bank, pegadaian, atau lembaga keuangan lain. Mekanismenya mirip seperti menabung uang di bank. Kita bisa menyetor uang tunai atau emas dengan standar dan jumlah minimum yang sudah ditetapkan. Kemudian kita bisa menarik investasi tersebut dalam bentuk emas, uang tunai, atau sertifikat kepemilikan emas.

a. Emas perhiasan
Akan sulit mendapatkan keuntungan jangka pendek apabila berinvestasi dalam bentuk emas perhiasan. Karena harga emas perhiasan juga sudah termasuk ongkos pembuatannya. Ketika kita mau menjualnya kembali, toko emas tidak akan mau membayar ongkos pembuatan tersebut. Juga tidak semua toko emas akan bersedia untuk membeli emas perhiasan kita. Mereka takut apabila emas perhiasan itu tidak laku untuk dijual lagi karena model sudah ketinggalan jaman. Kalaupun mereka membelinya lagi, mereka harus melebur emas tersebut. Bisa juga toko emas tidak mau membeli emas perhiasan pada saat itu dikarenakan harga emas sedang berfluktuasi naik turun dan mereka tidak mau membeli diharga tinggi. Jadi kemungkinan emas perhiasan kita dihargai harganya lebih rendah dibandingkan harga emas pada saat kita mau menjualnya.

b. Emas batangan
Investasi emas yang terbaik adalah investasi emas dalam bentuk emas batangan. Emas batangan lebih mudah untuk dijual kembali. Selain itu, emas batangan tidak meminta ongkos pembuatan seperti halnya emas perhiasan. Karena itu, bila kita ingin melakukan investasi emas, tak ada salahnya untuk mempertimbangkan investasi dalam bentuk emas batangan.

c. Koin emas
Koin Emas ONH (Ongkos Naik Haji). Pada mulanya, koin emas ini diharapkan bisa menjadi alternatif investasi bagi mereka yang ingin menabung untuk mempersiapkan biaya ibadah Haji. Penamaan ONH pun ini hanya merupakan strategi pemasaran. Pada kenyataannya meskipun namanya adalah Koin Emas ONH, tetapi investasi ini sama saja dengan investasi emas lainnya. Karena harganya sama dengan harga emas yang mengikuti harga mata uang asing (USD), dan aman terhadap inflasi. Artinya, orang yang tidak beragama Islam sekalipun bisa berinvestasi dalam Koin Emas ONH ini. Di sisi lain, penamaan ONH pada koin emas tersebut sebetulnya akan sangat menguntungkan pemegangnya, karena emas tersebut akan lebih memiliki positioning yang lebih baik dalam pemasarannya.

2. Sertifikat Emas

Sertifikat emas adalah selembar kertas yang menjadi bukti kepemilikan atas emas yang tersimpan di bank di suatu negara. Pemilik sertifikat emas ini hanya memegang satu lembar kertas saja yang hanya dapat diuangkan pada bank tersebut. Prinsip dari sertifikat emas ini merupakan alternatif investasi yang cukup menguntungkan karena pemiliknya tidak mengeluarkan biaya penyimpanan emas. Berbeda halnya bila membeli emas dalam bentuk fisik, yang memerlukan biaya untuk penyimpanannya seperti menyimpan emas di safe deposit box.

3. Efek

Dengan kemajuan teknologi dan kematangan pasar keuangan, berinvestasi di emas dapat dilakukan tanpa harus membeli emas secara fisik. Investasi emas dapat pula berupa Exchange-Traded Fund (ETF) atau saham pertambangan emas.

a. Exchange-Traded Fund (ETF)
Dalam ETF dan reksa dana emas, uang kita akan digabung dengan uang dari banyak investor lain untuk diinvestasikan oleh Fund Manager ke emas dalam pengertian fisik, saham perusahaan penambangan emas, atau derivatif emas. Apabila berinvestasi dengan sarana ini, kita kehilangan akan kontrol atas investasi kita. Karena kita sudah mempercayakannya kepada Fund manager.

b. Saham pertambangan emas
Kita bisa membeli saham perusahaan pertambangan emas sebagai alternatif investasi emas. Dalam keadaan pasar emas yang sedang naik atau bullish, saham-saham biasanya bergerak lebih cepat daripada harga emas fisik itu sendiri. Artinya, ketika harga emas sedang naik, maka harga sama-saham perusahaan pertambangan emas pun ikut melompat lebih tinggi. Tapi kita haru lebih hati-hati ketika memilih investasi emas dengan membeli saham perusahaan pertambangan emas ini. Selain itu, kita juga harus faham investasi seputar saham. Perusahaan pertambangan emas yang saat ini sahamnya dijual di pasar modal yaitu PT Antam Tbk. dengan kode saham ANTM.

4. Pasar  Berjangka

Dalam hal ini pemodal berspekulasi atas pergerakan harga emas. Investasi dapat dilakukan di pasar future seperti di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Produk BBJ yang based on emas meliputi Kontrak Indeks Emas (KIE), Kontrak Berjangka Emas (KBE) dan Kontrak Gulir Emas Dolar AS (KGE USD). Jika ingin berinvestasi di bursa berjangka, kita harus membuka akun di perusahaan yang menjadi anggora BBJ. Nilai minimum investasi  di kontrak berjangka ini cukup besar, sekitar Rp30.000.000,00.

Kontrak emas di BBJ saat ini 1 lot adalah 1 kilogram, emasnya adalah emas logam mulia yang kemurniannya 99,99%, kita dapat berdagang fisiknya tapi juga bisa berdagang berjangka. Tentunya Kita perlu belajar lebih lanjut untuk investasi emas dalam kontrak emas di Bursa Berjangka ini.

***

Tingginya minat orang untuk memilih investasi emas dapat dilihat dari latar belakang sejarahnya. Emas pernah menjadi alat tukar resmi dalam bentuk koin emas. Emas juga pernah berfungsi sebagai aktiva dasar (underlying asset) mata uang ketika berlaku sistem moneter standar emas. Emas memang baik sebagai sarana diversifikasi dalam portofolio investasi, tetapi bukan berarti juga bahwa emas tidak memiliki resiko. Oleh karena itu, kita harus cermat dan teliti dalam memilih bentuk investasi emas yang kita gunakan sebagai sarana diversifikasi tersebut.


Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar