zORB44u1Y5Szogk9hvRg5anbZDydcDDjseaSpgOw

Bergaung Tapi Tak Bergema


Pagi kemarin saya ga sengaja baca status akun facebook (fb) sebuah lembaga eksekutif di kampus yang ngasih tahu kalau hari ini akan diadain interview OR panitia pemilu kampus 2011. Wah ternyata genderang pemilu kampus 2011 sudah ditabuh tapi kok gemanya ga kedengeran sampai ke telinga saya ya? Ah mungkin memang saya yang ga gaul aja makanya ga tahu kalau OR panitia pemilu kampus sudah dimulai dari kemarin-kemarin, ngomongnya kayak yang mau daftar aja ya kalau tahu dari awal. Eh ngomong-ngomong status fb tadi ko ga ada yang komen ya? ada juga cuma komen anak pajak tingkat tiga yang cuma nyampah di status itu.

Ya, melihat antusias anak-anak STAN terhadap pemilu kampus tahun lalu saya jadi ngerasa optimis kalau pemilu kampus tahun ini tidak akan jauh beda sama tahun kemarin dan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin kemasannya sedikit berbada tapi kontennya sama saja sepertinya. Sepi dan kurang mendapat sambutan dari mahasiswa STAN. Ga tahu karena lagi pada sibuk belajar atau memang ga peduli sama hal-hal kayak gini. Coba main tebak-tebakan yok! Lihat saja nanti pas kampanye udah mulai, pasti yang meramaikan miniatur panggung demokrasi ini pasti cuma pihak-pihak yang punya kepentingan, pasangan kandidat, panitia, tim sukses, sama mahasiswa kayak saya yang nyari-nyari kesempatan dalam kelapangan yaitu mahasiswa pemburu konsumsi. Kalauacara-acara kayak gitu kan biasanya dapet makanan gratis. Emang bikin galau ya kalau dipikir-pikir, yaudah makanya ga usah dipikirin.

Nah terus kalau ngomongin pemilu kampus saya sering dengar katanya lembaga-lembaga kemahasiswaan yang ada di kampus itu dikendaliin satu satu tangan gai, ih waw serem amat ya? Ga tahu juga tuh siapa yang pertama kali bikin istilah "tangan gaib" itu yang pasti karena tangan itu gaib saya juga ga pernah lihat itu tangan. Katanya sih tangan itu milik salah satu golongan yang ada di kampus kita, katanya loh ya bukan kata saya.

Diakui atau ngga, menurut saya setelah selama hampir tiga tahun kuliah di kampus ini. Ga usah dipungkiri lagi kondisi pemilu kampus yang cuma bisik-bisik tetangga ini merupakan sisa-sisa dari para "penguasa" sebelumnya yang ingin agar golongannya bisa terus berkuasa. Kalau kita lihat orang yang sering muncul di kepemimpinana mahasiswa tertinggi di kampus kita dari tiap tahun orangnya selalu berasal dari satu golongan aja. Layaknya sebuah kerajaan, sang raja cuma tinggal nunjuk hidung anaknya (golongannya) buat nerusin tahta di kerajaannya. Kalau kita bandingkan, mahasiswa yang tidak terlalu mempedulikan hal-hal seperti ini jumlahnya ga bisa diremehin dan kalau menurut saya mahasiswa yang ga peduli ini bukan dari satu golongan tadi. Apa mungkin mereka sengaja dibuat ga peduli karena kalau mereka tiba-tiba peduli kepeduliannya akan mengancam tahta yang selama bertahun-tahun dipegang satu golongan tadi.

Ajang pemilu kampus ini sebenarnya wahana buat kita belajar berdemokrasi, belajar bernegara. Layaknya kehidupan politik yang sesungguhnya harunya ada satu kelompok oposisi untuk menandingi kelompok yang tiap tahun berhasil mnduduki kursi kekuasaan tertinggi ini. Mungkin tidak adanya oposan inilah yang membuat kelompok itu tetap nyaman di kursi pemerintahan kampus kita ini.

Sebenarnya kelompok mahasiswa yang tidak peduli tadi muncul karena pemilu kampus ga bisa jadi tiontonan yang menarik, yaitu adu argumen dan program. Kalau yang naik dari golongan itu-itu aja nanti kesanya programnya paling gitu-gitu juga ga akan jauh beda dari yang sebelumnya. Kalau yang muncul cuma dari satu golongan ya apanya yang mau didebatin? Tapi ini harusnya jadi sebuah tantangan bagi kita. Jangan cuma pas ada kegiatan terus ga sesuai sama yang kita inginkan dan menganggap itu karena adanya campur tangan dari "tangan gaib" tadi. Ayo kalau memang udah ga sreg sama yang kemarin-kemarin. Ajak orang yang pada ga peduli tadi dari pada cuma ngritik kalo penguasa yang baru udah jadi mending ikut berpartisipasi dari awal. kalau bersatu tak mustahil dinasti "tangan gaib" pun akan tersisihkan.

Terakhir, semua tulisan di atas murni pendapat pribadi saya dengan ga ngewakilin instansi atau kelompok manapun jadi kalau anak yang tidak sengaja terserempet, dari lubuk hati terdalam saya mohon maaf.
Baca Juga
Abah
Generasi Micinial

Artikel Terkait

Posting Komentar